Rabu, 26 Januari 2011

Takikardia Supraventrikular

PENGERTIAN
Takikardia Supraventrikular adalah peningkatan frekuensi denyut jantung, antara 180-300 kali per menit, dengan bentuk kompleks QRS yang seluruhnya normal. Kelainan ini sering terjadi pada demam, emosi, aktivitas fisik dan gagal jantung.

DIAGNOSIS
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :
1.      Pada bentuk akut: pucat, gelisah, takipneu, sukar minum
2.      Denyut jantung 180-300 kali per menit (mungkin sulit dihitung)
3.      Dapat terjadi gagal jantung (bila dalam 24 jam tidak membaik)
4.      Dapat terjadi Stroke/cerebrovascular accident (pada bentuk takikardia atrial menetap)
5.      EKG :
-         Frekuensi jantung 180-300 kali/menit, konstan
-         Bentuk kompleks QRS semuanya normal
-         Gelombang P kadang-kadang sukar dibedakan dengan gelombang T (karena tumpang tindih).
-         Kadang-kadang terlihat depresi ST dan perubahan T (rata/inversi).

TATALAKSANA
Penderita baru dengan takikardia Supraventrikular harus dirawat inap

TATALAKSANA PENDERITA RAWAT INAP
1.      Manuver Vagal (massage  sinus karotikus, kantong es ditempelkan ke muka/stimulasi nasogastrik).
2.      Adenosine iv bolus 50 ug/kg dinaikkan setiap 2 menit dosis sama sampai maksimal          250 ug/kg, awas bronkhospame.
3.      Bila Adenosine tidak tersedia dan pasien shock, segera berikan Synchronized  DC shock   0,5 joule/kg sampai maksimal 2 joule/kg lalu dilanjutkan dengan digitalisasi.
4.      Digitalisasi cepat  bila tanpa shock/gagal jantung, iv 0,03-0,04 mg/kgBB, pemberian pertama  1/2 dosis digitalisasi dilanjutkan 1/4 dosis lalu 1/4 dosis lagi selang 8 jam. Bila sudah kembali ke irama sinus  maka dilanjutkan dosis oral untuk rumatan. Kontra indikasi bila ada WPW.
5.      Bila belum berhasil, berikan Phenylephrine 10 mg dalam 200 cc cairan drip cepat, awasi systole jangan lebih dari 150-170 mmHg.
6.      Bila belum berhasil, Propanolol atau Verapamil bisa dicoba (untuk > 1tahun). Verapamil : iv 0,05-0,1 mg/kg BB dapat diulangi 2 X dalam 15 menit. Peroral 1-10 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi 3 kali.
7.      Amiodarone (bila akibat WPW atau postop), PO 10 mg/kg dibagi 2 dosis  selama 5-10 hari lalu 5-7 mg/kg/hari sampai beberapa minggu diturunkan 2-5 mg/kg, IV 5 mg/kg dlm 15-20 menit dapat diulang maks 15 mg/kg dilanjutkan continous infusion 10-15 mg/kg/hari).
8.      Digitalis maintenance untk cegah rekuren selama 3-6 bulan (bila umur > 8 tahun disertai WPW, berikan Propanolol atau Atenolol).

PEMANTAUAN
-         Keadaan umum, tanda utama
-         EKG pada saat masuk (sebelum pemberian digitalis), dan sesudah dosis inisial diberikan sampai EKG normal
-         Gagal jantung
-         Overdosis digitalis.

TATALAKSANA PENDERITA RAWAT JALAN
Penderita lama atau kontrol dari rawat inap dikelola sebagai berikut :
1.      Medikamentosa
-         Digitalis rawat dilanjutkan sampai 3 bulan
2.      Dipantau
-         Keadaan klinis
-         EKG, kemungkinan adanya Sindrom WPW
-         Kemungkinan timbul gagal jantung
-         Kemungkinan intoksikasi digitalis
 3.   Penderita kontrol tiap bulan sampai dinyatakan sembuh.

Penderita dinyatakan sembuh, bila :
-         Gejala dan tanda sudah hilang, tanpa pengobatan (setelah 3 bulan).
-         Pada penderita dengan Sindrom WPW dapat kambuh sewaktu waktu.

Senin, 17 Januari 2011

G-spot - Daerah nikmat wanita

G-spot (atau titik Grafenberg) adalah daerah sebesar uang logam yang teramat sensitif dan terletak di bawah permukaan liang vagina yang menghadap ke arah depan tubuh. Meskipun lokasinya berbeda-beda, G-spot biasanya terletak di tengah antara tulang pinggul dan serviks, sekitar 4,5 sentimeter ke dalam vagina. Para peneliti telah menemukan bahwa pada beberapa wanita rasa sensitifnya lebih banyak sepanjang dinding vagina bagian atas, dan tidak hanya pada satu titik.

Karena G-spot berada dibawah permukaan dinding vagina, maka harus dirangsang secara tidak langsung melalui dinding vagina. Banyak wanita dikabarkan merasa ingin mengeluarkan air seni ketika titik ini pertama kali dirangsang, namun ketika rangsangan dilanjutkan (dengan kantung kemih yang kosong), rasanya sangat nikmat. Beberapa dari mereka malahan mencapai orgasme, dan ada juga yang mengeluarkan cairan seiring dengan kontraksi orgasmik tadi.

Namun keberadaan G-spot serta lokasinya, telah banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi. Grafenberg sendiri menunjuk daerah sensitif ini sebagai titik di mana uretra (saluran yang menyalurkan air seni dari kantung kemih) berada paling dekat dengan puncak dinding vagina. Perry dan Whipple bersikeras bahwa daerah ini terletak lebih tinggi lagi sepanjang vagina, sementara ahli seksologi lainnya berkata bahwa seluruh dinding luar vagina, dan bukannya hanya satu titik, berisi ujung-ujung syaraf yang mampu menghasilkan efek rangsangan hebat ketika dirangsang (stimulasi). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa untuk beberapa wanita, G-spot sama sekali tidak ada.

Juga yang masih diperdebatkan adalah komposisi cairan (kadang disebut hasil ejakulasi wanita) yang dikeluarkan oleh beberapa wanita selama orgasme akibat rangsangan G-spot. Menurut beberapa peneliti cairan itu adalah urin; lainnya mengatakan bahwa itu adalah unsur yang mirip dengan cairan dalam air mani laki-laki (tanpa sperma, tentunya). Tidak semua wanita yang memiliki G-spot mengeluarkan cairan, dan dari beberapa wanita yang mengeluarkan, tidak selalu keluar bersama setiap orgasme G-spot.

Menurut Dr. Ernest Grafenberg orgasme yang dihasilkan oleh titik G menimbulkan efek yang jauh lebih dahsyat ketimbang orgasme hasil stimulasi pada klitoris. Kalau pada orgasme biasa (klitoral) saja mampu membuat perempuan menggeliat-geliat dan hilang kesadaran, orgasme yang dihasilkan titik G jauh lebih dahsyat. Konon orgasme akibat terstimulasinya titik G membuat perasaan seperti "melayang ke awan atau terbang ke langit".

Sangatlah sulit bagi seorang wanita untuk menjelajahi G-spot-nya dan orgasme vaginal sendiri karena kebanyakan tidak memiliki jari cukup panjang untuk mencapainya dan kesulitan untuk mencapai kenyamanan, lain halnya dengan orgasme biasa; wanita dapat melakukannya sendiri dengan melakukan masturbasi.

Bekerja sama dengan pasangan yang dipercaya akan sangat nikmat dalam menemukan G-spot seorang wanita. Dengan bereksperimen, seorang wanita dapat menemukan jenis rangsangan yang dirasanya paling cocok. Rangsangan dengan penis biasanya lebih efektif bila dilakukan dengan tekanan yang tetap dan santai, bukan dengan sodokan penis yang biasa, karena G-spot biasanya perlu tekanan yang kuat dan di tempat yang sama. Menambah tekanan secara perlahan akan membantu menemukan tekanan yang optimum untuk kenikmatan erotis tanpa rasa sakit. Beberapa wanita mampu mencapai klimaks hanya dengan tekanan semacam ini; untuk beberapa lainnya mungkin akan sangat menaikkan tingkat rangsangannya.

G-spot dapat dirangsang sebelum senggama berlangsung. Caranya, dengan merabanya. Pastikan untuk buang air kecil ketika Anda akan memulai eksplorasi tersebut, letak titik G berbeda untuk tiap wanita, biasanya terletak kira-kira 5 cm di lorong vagina pada dinding anterior (bagian atas ke arah perut). Lakukan eksplorasi dengan pasangan Anda dengan posisi tubuh terbaring dengan posisi pinggul agak terangkat (ditinggikan dengan bantal). Dalam posisi ini, pasangan Anda dapat memasukkan jarinya ke dalam vagina dan memulai eksplorasi secara "halus". Sebaiknya gunakan pelumas berbahan dasar air (KY atau Astroglide) sebelum memasukkan jari karena akan memberikan rasa agak sakit.

Lalu, selama persetubuhan, titik ini juga akan dirangsang oleh ujung penis, saat pergerakan terjadi... Menurut para pakar seksologi, perempuan yang posisinya di atas-telungkup atau tidur-lebih mudah merasakan stimulasi pada titik G ketimbang posisi lainnya. Posisi doggy dan posisi wanita di atas adalah cara-cara efektif untuk menghasilkan rangsangan lebih langsung.

Meskipun tidak semua ahli seks sependapat bahwa G-spot terdapat dalam tubuh seorang wanita, umumnya orang percaya bahwa itu ada dan bisa dirangsang sebagai unsur kenikmatan yang utama. Hal ini sering digolongkan sebagai urethral sponge (sebuah area lembut yang rata, kira-kira sepertiga jalan menuju dinding depan vagina dan terdapat tepat ketika wanita tengah terangsang). Dia berdenyut sedikit ketika disentuh dengan jari dan usapan pada area tersebut bisa menghasilkan sensasi dan perasaan seperti keluarnya orgasme.

Berikut ini adalah beberapa fakta ilmiah yang berkaitan G-spot: Bila dirangsang dengan tepat G-spot akan mengembang dan mengakibatkan orgasme pada kebanyakan wanita. Pada saat orgasme, banyak wanita mengeluarkan suatu cairan melalui uretra yang secara kimiawi serupa dengan cairan yang dikeluarkan pria, namun tidak mengandung sel telur.
  • *
Sebagai akibat rangsangan G-spot, wanita memiliki serangkaian orgasme (berkali-kali).
  • *
Bagi kebanyakan wanita sulit dengan tepat merangsang G-spot dalam posisi telentang.
  • *
Pemakaian spiral akan mengganggu rangsangan G-spot pada sebagian wanita.
  • *
Karena percaya bahwa mereka kencing, kebanyakan wanita malu tentang ejakulasi. Dengan pikiran yang sama, pasangan mainnya seringkali meremehkannya, yang merupakan alasan mengapa banyak wanita berusaha mati-matian jangan sampai mereka orgasme.
  • *
Jika pria menaikkan tegangan otot-otot pubococcygeusnya (otot pc), mereka juga bisa belajar menjadi orang yang bisa mengalami orgasme ganda dan memisahkan orgasme dari ejakulasi.
  • *
Ada beberapa type wanita dan pria. Pada wanita, ada orgasme vulva yang dipicu oleh klitoris; ada orgasme uterin yang dipicu hubungan seksual dan gabungan keduanya. Pada pria, ada suatu orgasme yang dipicu oleh penis dan orgasme yang dipicu oleh prostat. __________________

Kamis, 06 Januari 2011

GRAFENBERG SPOT (G-SPOT)

Titik G atau Titik Gräfenberg (bahasa Inggris G-Spot) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan area di dalam vagina, yang dilaporkan oleh banyak wanita merupakan titik sensitif yang bila distimulasi dapat menyebabkan gairah yang tinggi, orgasme yang sangat kuat dan ejakulasi wanita. "Titik Grafenberg" biasanya terletak sekitar satu sampai tiga inchi pada bagian atas (anterior) dinding vagina, dan area sensitif yang merupakan bagian dari prostat pada wanita. Juga bisa disebut daerah kecil pada area kemaluan wanita yang terletak di belakang tulang kemaluan dan mengelilingi uretra. Titik ini dinamakan berdasarkan nama seorang ahli kebidanan Jerman, Ernst Gräfenberg.
Daerah ini sempat dipercaya sebagai daerah berkas saraf yang mengelilingi dinding vagina, namun kini dilaporkan bahwa titik ini adalah bagian dari spons uretra, di dekat kelenjar Skene yang homolog dengan prostat pada pria.
Titik ini juga terletak di ventral dari vagina, di tengah-tengah jarak antara tulang kemaluan dan leher rahim. Ketika titik ini terangsang, maka timbul rasa sensasi seperti rasa buang air kecil, namun bila titik ini bekerja saat berhubungan seks maka akan menjadi rasa kenikmatan seksual (Shibley Hyde, J. and DeLamater, J.D., Understanding Human Sexuality, Eighth Edition (2003)).
Bagi beberapa wanita, titik ini dapat menjadi tempat stimulasi utama untuk menuju orgasme saat berhubungan seks.

HIPEREMESIS

1. Pengertian :
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana
segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti
Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.
2. Etiologi:
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak,
jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon
memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan
terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan
suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.
3. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena
keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat
berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian
mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi
terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan
faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium
dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak
hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
4. Gejala Dan Tanda
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak
ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah
sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi
- 1 -
cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam kencing.
3. Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan
cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.
5. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih
sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau
biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan
yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga
dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan
makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena
kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan
medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ
vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan
selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan
yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal
gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita
minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
7. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya
dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan
- 2 -
janin.
2. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian Data Fokus
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak
direncanakan.
c. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi
urine.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg),
membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat
bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama
- Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
- Turgor kulit, lidah kering
- Adanya aseton dalam urine
j. Pemeriksaan diagnostik
- USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel,
mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
- Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
- Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
4. Catat intake dan output.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada
siang hari dan sebelum tidur
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
- 3 -
13. Ukur pembesaran uterus.
Rasional
1. Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2. Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
4. Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
5. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
6. dapat menstimulus mual dan muntah
7. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
8. Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
9. Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
10. Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
11. Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar
Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.
12. Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
13. Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada
janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien
dan bandingkan dengan standar.
4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit.
Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional
1. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG),
perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
2. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi
intervensi.
3. Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
4. Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
3. Berikan support psikologis
4. Berikan penguatan positif
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional
1. Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Untuk menjaga intergritas psikologis
3. Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
4. Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan
INTERVENSI RASIONAL
1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
- 4 -
Rasional
1. Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan
kelelahan/kepekaan uterus.
2. Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
3. Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
4. Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.

AUSKULTASI DADA

* AUSKULTASI PARU

Tujuan pemeriksaan auskultasi paru adalah untuk menentukan adanya perubahan dalam saluran napas dan pengembangan paru. Dengan auskultasi dapat didengarkan suara napas, suara tambahan, suara bisik dan suara percakapan.
Suara napas adalah suara yang dihasilkan aliran udara yang masuk dan keluar paru pada waktu bernapas. Pada proses pernapasan terjadi pusaran/ eddies dan benturan/ turbulensi pada bronkus dan percabangannya. Getaran dihantarkan melalui lumen dan dinding bronkus. Pusaran dan benturan lebih banyak pada waktu inspirasi/ menarik napas dibanding ekspirasi/ mengeluarkan napas, hal inilah yang menyebabkan perbedaan suara antara inspirasi dan ekspirasi. Suara napas ada 3 macam yaitu suara napas normal/ vesikuler, suara napas campuran/ bronkovesikuler dan suara napas bronkial.  Suara napas vesikuler bernada rendah, terdengar lebih panjang pada fase inspirasi daripada ekspirasi dan kedua fase bersambung/ tidak ada silent gaps. Suara napas bronkial bernada tinggi dengan fase ekspirasi lebih lama daripada inspirasi dan terputus/ silent gaps. Sedangkan kombinasi suara nada tinggi dengan inspirasi dan ekspirasi yang jelas dan tidak ada silent gaps disebut bronkovesikuler/ vesikobronkial.
Suara napas vesikuler pada kedua paru normal dapat meningkat pada anak, orang kurus dan latihan jasmani,. Bila salah satu meningkat berarti ada kelainan pada salah satu paru. Suara vesikuler melemah kemungkinan adanya cairan, udara, jaringan padat pada rongga pleura dan keadaan patologi paru.
Suara napas bronkial  tidak terdengar pada paru normal, baru terdengar bila paru menjadi padat, misalkan konsolidasi.
Suara napas asmatik yaitu inspirasi normal/ pendek diikuti ekspirasi lebih lama dengan nada lebih tinggi disertai wheeze.
Suara tambahan dari paru adalah suara yang tidak terdengar pada keadaan paru sehat. Suara ini timbul akibat dari adanya secret didalam saluran napas, penyempitan dari lumen saluran napas dan terbukanya acinus/ alveoli yang sebelumnya kolap.  Karena banyaknya istilah suara tambahan, kita pakai saja istilah  “ Ronki” yang dibagi menjadi 2 macam yaitu ronki basah dengan suara terputus- putus dan ronki kering dengan suara tidak terputus.
Ronki basah kasar seperti suara gelembung udara besar yang pecah, terdengar pada saluran napas besar bila terisi banyak secret.  Ronki basah sedang seperti suara gelembung kecil yang pecah, terdengar bila adanya secret pada saluaran napas kecil dan sedang, biasanya pada bronkiektasis dan bronkopneumonia. Ronki basah halus tidak mempunyai sifat gelembung lagi, terdengar seperti gesekan rambut, biasanya pada pneumonia dini.
Ronki kering lebih mudah didengar pada fase ekspirasi, karena saluran napasnya menyempit. Ronki kering bernada tinggi disebut sibilan, terdengar mencicit/squacking,  ronki kering akibat ada sumbatan saluran napas kecil disebut wheeze.   Ronki kering bernada rendah akibat sumbatan sebagaian saluran napas besar disebut sonourous, terdengar seperti orang mengerang/ grouning,.
Suara tambahan lain yaitu dari gesekan pleura/ pleural friction rub  yang terdengar seperti gesekan kertas, seirama dengan pernapasan dan terdengar jelas pada fase inspirasi, terutama bila stetoskop ditekan.
a.  AUSKULTASI PARU DEPAN
1.    Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan berhadapan dengan pemeriksa
2.    Tempelkan stetoskop pada dinding dada
3.    Mintalah pasien menarik napas pelan- pelan dengan mulut terbuka
4.   Dengarkan satu periode inspirasi dan ekspirasi
5.    Mulailah dari depan diatas klavikula kiri dan teruskan kesisi dinding dada kanan
6.    selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan seterusnya, sampai kedada bagian bawah
7.    Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk pemeriksaan di daerah aksila kanan dan kiri
8.    Bandingkan suara napas kanan dan kiri, serta dengarkan adanya suara napas tambahan
b.  AULKULTASI PARU BELAKANG
1.    Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan membelakangi pemeriksa
2.    tempelkan kepala stetoskop pada supraskapula dada belakang kiri, dan dengarkan dengan seksama, kemudian lanjutkan kebagian dada kanan
9.    selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan seterusnya, sampai kedada bagian bawah
3.    Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk auskultasi pada aksila posterior kanan dan kiri
4.    Bandingkan getaran suara kanan dan kiri, dengarkan adanya suara napas tambahan
2.  AUSKULTASI DAERAH JANTUNG
1.    Posisi pasien berbaring dengan sudut 30 derajat
2.    Mintalah pasien relak dan bernapas biasa
3.    tempelkn kepala stetoskop pada  ictus cordis dengarkan suara dasar jantung
4.    Bila auskultasi dengan corong stestokop untuk daerah apek dan ruang interkosta 4 dan 5 kiri kearah sternum. Dengan membran untuk ruang interkosta 2 kiri kearah sternum
5.    Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
6.    Bedakan irama systole, diastole dan intensitasnya
7.    Perhatikan suara tambahan yang mungkin timbul
8.    Gabungkan auskultasi dengan kualitas pulsus (denyut nadi)
Tentukan daerah penjalaran bising dan titik maksimumnya

SOP PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN (SC)

Download Askep Kapuk Online Update Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN (SC) persiapan OSCA Jateng (Jawa Tengah)

PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN (SC)
STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan  langsung ke bawah kulit (sub cutan)
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara sub cutan (S.C)
PETUGAS Perawat
PERALATAN
  1. Sarung tangan 1 pasang
  2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
  3. Jarum 1 (steril)
  4. Bak spuit 1
  5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
  6. Perlak dan pengalas
  7. Obat sesuai program terapi
  8. Bengkok 1
  9. Buku injeksi/daftar obat
PROSEDUR PELAKSANAAN
  1. Tahap PraInteraksi
    1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
    2. Mencuci tangan
    3. Menyiapkan obat dengan benar
    4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
  2. Tahap Orientasi
    1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
    2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
    3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
  3. Tahap Kerja
    1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan
    2. Memasang perlak dan alasnya
    3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
    4. Memakai hand schoon
    5. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan kering
    6. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengangkat cutan
    7. Menusuk spuit dengan sudut 45 derajat
    8. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
    9. Memasukkan obat ke dalam sub cutan perlahan
    10. Mencabut jarum sambil menekan
    11. Membuang spuit ke dalam bengkok
  4. Tahap Terminasi
    1. Melakukan evaluasi tindakan
    2. Berpamitan dengan klien
    3. Membereskan alat-alat
    4. Mencuci tangan
    5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Rabu, 05 Januari 2011

Euthanasia menurut perspektif medis


Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan tenologi di bidang medik, kehidupan seorang pasien bisa diperpanjang dan hal ini seringkali membuat para dokter dihadapkan pada sebuah dilema untuk memberikan bantuan tersebut apa tidak dan jika sudah terlanjur diberikan bolehkah untuk dihentikan.
Tugas seorang dokter adalah untuk menolong jiwa seorang pasien, padahal jika dilihat lagi hal itu sudah tidak bisa dilanjutkan lagi dan jika hal itu diteruskan maka kadang akan menambah penderitaan seorang pasien.
Nah, penghentian pertolongan tersebut merupakan salah satu bentuk euthanasia.
Bardasarkan pada cara terjadinya, ilmu pengetahuan membedakan kematian kedalam tiga jenis:
1. Orthothansia, merupakan kematian yang terjadi karena proses alamiah,
2. Dysthanasia, adalah kematian yang terjadi secara tidak wajar,
3. Euthanasia, adalah kematian yang terjadi dengan pertolongan atau tidak dengan pertolongan dokter,
Pengertian euthanasia ialah tindakan memudahkan kematian seseorang dengan sengaja tanpa merasakan sakit, karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan si sakit, baik dengan cara positif maupun negative, dan biasanya tindakan ini dilakukan oleh kalangan medis. Sehingga denagn hal demikian akan muncul yang namanya euthanasia positif dan euthanasia negative dan berikut adalah contoh-contoh tersebut;
1. Seseorang yang sedang menderita kangker ganas atau sakit yang mematikan, yang sebenarnya dokter sudah tahu bahwa seseorang tersebut tidak akan hidup lama lagi. Kemudian dokter memberinya obat dengan takaran tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi justru menghentikan pernapasannya sekaligus.
2. Seperti yang dialami oleh Nyonya Again (istri hasan) yang mengalami koma selama tiga bulan dan dalam hidupnya membutuhkan alat bantu pernafasan. Sehingga dia akan bisa melakukan pernafasan dengan otomatis dengan bantuan alat pernafasan. Dan jika alat pernafasan tersebut di cabut otomatis jantungnya akan behenti memompakan darahnya keseluruh tubuh, maka tanpa alat tersebut pasien tidak akan bisa hidup. Namun, ada yang menganggap bahwa orang sakit seperti ini sebagai "orang mati" yang tidak mampu melakukan aktivitas. Maka memberhentikan alat pernapasan itu sebagai cara yang positif untuk memudahkan proses kematiannya.
Hal tersebut adalah contoh dari yang namanya euthanasia positif yang dilakukan secara aktif oleh medis.
Berbeda dengan euthanasia negative yang dalam proses tersebut tidak dilakukan tindakan secara aktif (medis bersikap pasif) oleh seorang medis dan contohnya sebagai berikut;
1. Penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah dalam keadaan koma, disebabkan benturan pada bagian kepalanya atau terkena semacam penyakit pada otak yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau orang yang terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati (padahal masih ada kemungkinan untuk diobati) akan dapat mematikan penderita. Dalam hal ini, jika pengobatan terhadapnya dihentikan akan dapat mempercepat kematiannya.
2. Seorang anak yang kondisinya sangat buruk karena menderita kelumpuhan tulang belakang atau kelumpuhan otak. Dalam keadaan demikian ia dapat saja dibiarkan (tanpa diberi pengobatan) apabila terserang penyakit paru-paru atau sejenis penyakit otak, yang mungkin akan dapat membawa kematian anak tersebut.
Dari contoh tersebut, "penghentian pengobatan" merupakan salah satu bentuk eutanasia negatif.Menurut gambaran umum, anak-anak yang menderita penyakit seperti itu tidak berumur panjang, maka menghentikan pengobatan dan mempermudah kematian secara pasif (eutanasia negatif) itu mencegah perpanjangan penderitaan si anak yang sakit atau kedua orang tuanya.
Kede etik kedokteran Indonesia
Dalam KODEKI pasal 2 dijelaskan bahwa; “seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi tertinggi”.Jelasnya bahwa seorang dokter dalam melakukan kegiatan kedikterannya sebagai seorang profesi dikter harus sesuai dengan ilmu kedikteran mutakhir, hukum dan agama.
KODEKI pasal 7d juga menjelaskan bahwa “setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup insani”.Artinya dalam setiap tindakan dokter harus bertujuan untuk memelihara kesehatan dan kebahagiaaan manusia. Jadi dalam menjalankan prifesinya seorang dokter tidak boleh melakukan;
Menggugurkan kandungan (Abortus Provocatus),
mengakhiri kehidupan seorang pasien yang menurut ilmu dan pengetahuan tidak mungkin akan sembuh lagi (euthanasia),
Mengenai euthanasia, dapat digunakan dalam tiga arti ;
1. Berpindahnya ke alam baka dengan tenang dan aman tanpa penderitaan, buat yang beriman dengan nama Allah di bibir,
2. Waktu hidup akan berakhir (sakaratul maut) penderitaan pasien diperingan dengan memberikan obat penenang,
3. Mengakhiri penderitaan dari seorang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri dan keluarganya.
Adapun unsur-unsur dalam pengertian euthanasia dalam pengertian diatas adalah:
1. Berbuat seauatu atau tidak berbuat sesuatu,
2. Mengakhiri hidup, mempercepat kematian, atau tidak memperpanjang hidup pasien,
3. Pasien menderita suatu penyakit yang sulit untuk disembuhkan,
4. Atas permintaan pasien dan keluarganya,
5. Demi kepentingan pasien dan keluarganya.