Rabu, 01 Desember 2010
PATOFISIOLOGI SIANOSIS & HIPOKSIA
PATOFISIOLOGI SIANOSIS
& HIPOKSIA
Prof. dr. Hadiarto Mangunnegoro, Sp.P(K)
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi FKUI - RSUP Persahabatan
Jakarta
SIANOSIS
Kulit, selaput lendir biru
HbO2
= oksiHb
Hb = DeoksiHb = Hb Red
Normal Hb Red 2,5 gr%
Hb Red 2 x N Sianosis
SIANOSIS SIANOSIS
Warna kebiruan kulit mukosa
Kadar Hb red
Plexus vena
Hb Red > 5 gr/dl darah kapiler
∑ Hb Red : tergantung
~ Konsentrasi Hb ~ Saturasi O2
~ PaO2,
PvO2 ~
Curah jantung
OBSERVASI : ~ kulit
~ mulut
~ mukosa
JENIS SIANOSIS
Sianosis sentral
SaO2 - high altitude
- gangguan paru = PPOK
- pintas intrakardial
Sianosis perifer
SaO2 N Gangguan peredaran darah
Syok
Sianosis gabungan sentral dan perifer
Infark miokard + edema paru
KLASIFIKASI
v Sianosis perifer
v Sianosis sentral
v Gabungan
SIANOSIS SENTRAL SIANOSIS SENTRAL
Darah tidak tersaturasi oksigen
Derivat Hb yang abnormal seperti
MetHb
Hb yang mempunyai afiniti rendah
terhadap oksigen, misal Hb Kansas
SIANOSIS PERIFER
Disebabkan
Vasokonstriksi pembuluh darah
Obstruksi arteri atau vena
Kelainan bersifat lokal pada daerah
obstruksi
Penyakit Sianosis
Sentral Perifer
Penyakit vaskuler paru
Sering : - emboli paru akut +
Jarang : - penyakit “cycle cell” +
- hipertensi pulmoner +
Penyakit Sianosis
Sentral Perifer
Penyakit paru kronik
Sering : - bronkitis kronik, asma +
Jarang : - bronkiektasis +
- kistik fibrosis +
- obstr. Jalan napas atas +
Penyakit Sianosis
Sentral Perifer
Penyakit paru restriktif
Sering : - fibrosis interstisial +
- edema paru + +
- kelainan dind. toraks +
- peny. paru akibat kerja +
Jarang : - hemosiderosis idiopatik +
Penyakit Sianosis
Sentral Perifer
Tumor paru, pleura & mediastinum
Sering : - tumor paru +
Penyakit infeksi paru
Sering : - bakteri mikoplasma +
dan riketsia pneumonia +
Jarang : - aspirasi paru +
- sindrom hipoventilasi +
‘sleep apnea synd’
HIPOKSIA
• Oksigen jaringan
HIPOKSIA
• Kadar O2 darah PaO2
Hb O2
Penyebab - hipoventilasi
- gangguan difusi
- pintas arterio-vena (A-VShunt)
Normal
PaO2 : 85 - 100 mmHg
Sa O2 : 97%
Hipoventilasi = hipopnea + bradipnea
HIPOKSEMIA TANPA
SIANOSIS
Keracunan CO
Anemia berat
Keracunan sianida
PETUNJUK HIPOKSIA
Laboratorium:
~ PaO2 < 70 mmHg
~ SaO2 < 90%
~ pH darah < 7.35
~ Bila hiperventilasi PaCO2 < 76 mmHg atau
~ Bila hipoventilasi PaCO2 > 44 mmHg
PETUNJUK HIPOKSIA
Sistem saraf sentral :
~ gangguan mental
~ gelisah, mudah tersinggung
~ wajah : gelisah, berkeringat
~ apatis --- koma bila berlanjut
PETUNJUK HIPOKSIA
u Sistem kardiovaskuler :
~ Takikardi
~ Bradikardia (bila otot jantung tidak
mendapat O2
secara memadai dan berlanjut)
~ Aritmia
~ Mula-mula hipertensi berlanjut hipotensi
u Sistem pernapasan : ~ hiperventilasi
~ dispnea
u Kulit : sianosis
JENIS HIPOKSIA
Hipoksia hipoksik
PaO2 SaO2
Gangguan paru dan jantung :
~ hipoventilasi alveolar
~ Gangguan ventilasi - perfusi
~ Gangguan difusi
High altitude
JENIS HIPOKSIA
Hipoksia anemis
PaO2
N
Hb
SaO2 N
Hipoksia sirkulasi
PaO2
SaO2
Hipoksia histotoksik
- racun, HCN, CO
N aliran darah : Syok
Gagal jantung
HM
Skor Apgar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.[1][2] Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.
Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.
Kriteria
Lima kriteria Skor Apgar:
Nilai 0 | Nilai 1 | Nilai 2 | Akronim | |
Warna kulit | seluruhnya biru | warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis) | warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis | Appearance |
tidak ada | <100 kali/menit | >100 kali/menit | Pulse | |
Respons refleks | tidak ada respons terhadap stimulasi | meringis/menangis lemah ketika distimulasi | meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas | Grimace |
lemah/tidak ada | sedikit gerakan | bergerak aktif | Activity | |
Pernapasan | tidak ada | lemah atau tidak teratur | menangis kuat, pernapasan baik dan teratur | Respiration |
Interpretasi skor
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah skor | Interpretasi | Catatan[3] |
7-10 | Bayi normal | |
4-6 | Agak rendah | Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas. |
0-3 | Sangat rendah | Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif |
Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut[4] tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
Akronim
Sekitar sepuluh tahun setelah diperkenalkan oleh Dr. Virgina Apgar, akronim APGAR dibuat di Amerika Serikat sebagai alat bantu menghafal: Appearance, Pulse, Grimace, Activity, dan Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan). Alat bantu hafal ini diperkenalkan pada tahun 1963 oleh dokter anak Dr. Joseph Butterfield. Akronim yang sama juga digunakan di Jerman, Spanyol, dan Perancis.
Kata Apgar juga dibuatkan kepanjangan American Pediatric Gross Assessment Record.
Tes ini juga telah direformulasikan dengan singkatan yang berbeda How Ready Is This Child, dengan kriteria yang pada dasarnya sama: Heart rate, Respirotary effort, Irritability, Tone, dan Color (denyut nadi, pernapasan, reaksi refleks, sikap, dan warna).
APGAR Score
A) Definisi
Apgar score : tes segera/awal yg dilakukan pada 1 menit dan 5 pertama setelah kelahiran. 1 menit menilai seberapa bagus bayi menghadapi kelahiran. 5 menit melihat adaptadi kbayi dengan leingkungan baru. Ratingnya berdasarkan total score 1 sampai 10, 10 berarti bayi paling sehat.
Apgar score : tes segera/awal yg dilakukan pada 1 menit dan 5 pertama setelah kelahiran. 1 menit menilai seberapa bagus bayi menghadapi kelahiran. 5 menit melihat adaptadi kbayi dengan leingkungan baru. Ratingnya berdasarkan total score 1 sampai 10, 10 berarti bayi paling sehat.
Score | 0 | 1 | 2 | Angka |
Appearence color (warna kulit) | Pucat | bdn merah, extrem biru | seluruh tubuh kemerahan | |
Pulse(heart rate) | tdk ada | <> | > 100 | |
Grimace (reaksi terhadap rangsang) | tdk ada | sdikit grakan mimik | menangis, batuk/bersin | |
Activity(tonus otot) | lumpuh | extremitas dalam fleksi sedikit | gerakan aktif | |
Respiration(usaha nafas) | tidak ada | lemah, tidak teratur | menangis kuat | |
Jumlah |
a) Appearance Color
Skin color:
0 : If the skin color is pale blue
1 : If the body is pink and the extremities are blue
2 : If the entire body is pink
b) Pulse
Heart rate is evaluated by stethoscope.
0 : If there is no heartbeat
1 : If heart rate is less than 100 beats per minute
2 : If heart rate is greater than 100 beats per minute
c) Grimace
Grimace response or reflex irritability is a term describing response to stimulation such as a mild pinch:
0 : If there is no reaction to stimulation
1 : If there is grimacing/feeble cry when stimulated
2 : If there is grimacing and a cough, sneeze, or vigorous cry when stimulated
d) Activity
Muscle tone:
0 : If muscles are loose and floppy
1 : If there is some muscle tone
2 : If there is active motion
e) Respiration
Breathing effort :
0 : If the infant is not breathing
1 : If the respirations are slow or irregular
2 : If the infant cries well
Klasifikasi klinik
• 7-10 : normal
• 4-6 : asfiksia ringan-sedang
• 0-3 : asfiksi berat
B)Jenis
A. 1 menit menilai seberapa bagus bayi menghadapi kelahiran.
B. 5 menit melihat adaptasi bayi dengan lingkungan baru. Ratingnya berdasarkan total score 1 sampai 10, 10 berarti bayi paling sehat.
PROSEDUR PENATALAKSANAAN ASFIKSIA NEONATORUM
1. Definisi
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan adekuat
PATOFISIOLOGI :
Dapat disebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan gangguan pertukaran O2 dan CO2, sehingga berakibat :
- O2 tidak cukup dalam darah yang disebut hipoksia
- CO2 tertimbun dalam darah yang disebut hipercapnea.
Sebagai akibatnya dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolisme anaerob, juga dapat mengalami hipoglikemia.
GEJALA KLINIK :
- Pernapasan terganggu
- Detik jantung menurun
- Refleks/ respons bayi melemah
- Tonus otot menurun
- Warna kulit biru atau pucat.
DIAGNOSA :
Dengan menilai Apgar Score pada menit ke I
Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia Berat
Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia Sedang
Hasil Apgar Score : 7 – 10: Normal.
1. Definisi
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan adekuat
PATOFISIOLOGI :
Dapat disebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan gangguan pertukaran O2 dan CO2, sehingga berakibat :
- O2 tidak cukup dalam darah yang disebut hipoksia
- CO2 tertimbun dalam darah yang disebut hipercapnea.
Sebagai akibatnya dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolisme anaerob, juga dapat mengalami hipoglikemia.
GEJALA KLINIK :
- Pernapasan terganggu
- Detik jantung menurun
- Refleks/ respons bayi melemah
- Tonus otot menurun
- Warna kulit biru atau pucat.
DIAGNOSA :
Dengan menilai Apgar Score pada menit ke I
Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia Berat
Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia Sedang
Hasil Apgar Score : 7 – 10: Normal.
Klinis | 0 | 1 | 2 |
Detik jantung | Tidak ada | Kurang dari 100/menit | lebih dari 100/menit |
Pernapasan | Tidak ada | Tidak teratur | Tangis kuat |
Refl waktu jalan napas dibersihkan | Tidak ada | Menyeringai | Batuk/bersin |
Tonus otot | Lunglai | Fleksi ekstermitas (lemah) | Fleksi kuat Gerak aktif |
Warna kulit | Biru pucat | Tubuh merah Ekstermitas biru | Merah seluruh Tubuh |
DIAGNOSA BANDING :
Tidak ada
Pemantauan :
Bila Apgar Score 5 menit masih kurang dari 7, penilaian dilanjutkan setiap 5 menit, sampai score mencapai 7.
2. Prosedur
PENATALAKSANAAN :
- Persiapan sebelum bayi lahir ( bayi dengan resiko tinggi terjadinya asfiksia ) :
- Siapkan obat
- Periksa alat yang akan digunakan, antara lain :
• Alat penghisap lendir ( jangan elektrik ), sungkup
• Tabung O2 terisi
• Handuk, gunting tali pusat, penjepit tali pusat, Natrium bicarbonat.
- Pada waktu bayi lahir :
Sejak muka bayi terlihat, bersihkan muka, kemudian hidung dan mulut, hisap lendir secara hati-hati.
Penatalaksanaan untuk Asfiksia :
Posisi bayi trendelenburg dengan kepala miring.
Bila sudah bernapas spontan letakkan dengan posisi horizontal.
- Apgar Score I 7 – 10 :
a. Bersihkan jalan napas dengan kateter dari lubang hidung, sambil melihat adanya atresia choane, kemudian bersihkan jalan napas dengan kateter melalui mulut sampai nasopharynx. Kecuali pada bayi asfiksia yang air ketubannya mengandung meconeum.
b. Bayi dibersihkan ( boleh dimandikan ) kemudian dikeringkan, termasuk rambut kepala.
c. Observasi tanda vital sampai stabil, biasanya sekitar 2 – 4 jam.
- Apgar Score I 4 – 6 :
i. Seperti a , jangan dimandikan, cukup dikeringkan termasuk rambut kepala.
ii. Beri rangsangan taktil dengan tepukan pada telapak kaki,
maksimum 15 – 30 detik.
iii. Bila belum berhasil, beri O2 dengan atau tanpa corong
( lebih baik yang dihangatkan )
- Apgar Score I 4 – 6 dengan detik jantung > 100
i. Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung.
- Apgar Score I 0 – 3 :
i. Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan
hipotermia dengan segala akibatnya.
ii. Jangan diberi rangsangan taktil.
iii.Jangan diberi obat perangsang napas.
iv. Segera lakukan resusitasi.
RESUSITASI
Apgar Score 0 – 3 :
- Jangan diberi rangsangan taktil
- Lakukan segera intubasi dan lakukan ventilasi
- Mouth to tube atau pulmonator to tube
- Bila intubasi tidak dapat, lakukan mouth to mouth
respiration atau mask and pulmonator respiration,
kemudian bawa ke ICU.
Ventilasi Biokemial :
- Lakukan pemeriksaan blood gas, kalau perlu dikoreksi dengan Natrium bicarbonat. Bila fasilitas blood gas tidak ada, berikan Natrium bicarbonat pada asfiksia berat dengan dosis 2 – 4 mEq/ kg BB, maksimum 8 mEq/ kg BB/ 24 jam.
- Ventilasi tetap dilakukan.
- Pada detik jantung
Kamis, 25 November 2010
Anatomi Alat Reproduksi Wanita
Alat reproduksi wanita terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan luar. Bagian dalam memiliki fungsi sebagai berikut:
- Bibir kemaluan (labia mayora), yaitu daerah yg berambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
- Bibir dalam kemaluan (labia minora), yaitu daerah yang tidak berambut dan memiliki jaringan serat sensorik yang luas yang sangat peka karena mengandung ujung syaraf.
- Vagina, yaitu rongga penghubung antara alat reproduksi wanita bagian luar dan dalam.
- Vagina bagian luar, yang merupakan jalan keluar bagi darah haid dan jalan keluar ketika bayi lahir (sifatnya sangat lentur sehinggga bayi dapat keluar melalui vagina).
- Leher rahim (cervix), yang merupakan penghubung antara vagina dan rahim.
- Rahim (uterus), tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh dalam rahim selama kehamilan. Bila telur tidak dibuahi, maka sel telur menempel ke dinding rahim. Selanjutnya dinding rahim menebal lalu luruh dan mengalir keluar dalam bentuk darah. Inilah yang disebut haid (menstruasi).
- Saluran telur (tuba falopii), yaitu dua saluran yang terletak sebelah kanana dan kiri rahim yang berfungsi sebagai penghubung rongga rahim dan indung telur.
- Dua buah indung telur ( ovarium), berfungsi memproduksi sel telur dan hormon peremputan yaitu estrogen dan progesterone. Atas pengaruh hormon, sebanyak satu sampai dua sel telur masak setiap bulan , lalu dilepaskan ke dinding rahim. Dinding rahim ini akan menebal, yang sebetulnya berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi.
Letak G-Spot Wanita
Selain alat reproduksi tadi, Anda juga perlu mengenali satu area lagi yang sering disebut G-Spot. G-Spot (Grafenberg Spot) saat ini sering dibahas di berbagai media. Katanya, titik G-Spot ini adalah sebuah ruang sempit dibalik tulang pubis wanita ini yang apabila tersentuh akan memberikan sensasi yang luarbiasa.Titik G-Spot dapat ditemukan dengan memasukkan jari-jari ke dalam Vagina dengan telapak tangan menghadap ke depan. Dengan menyentuh dan memainkan bagian ini dengan perlahan, dapat membuat pasangan wanita multiple orgasme. G Spot juga dapat terstimulasi dengan baik saat bercinta dengan posisi doggy style atau spooning.
Nah…berbekal pengetahuan anatomi tubuh dan alat reproduksi, tentunya Anda kini dapat mempersiapkan diri untuk menikmati saat-saat indah bersama. Jangan takut untuk mencoba dan mengekplorasi tubuh pasangan, karena kreativitas memang merupakan elemen yang sangat penting untuk membina hubungan intim yang senantiasa penuh gairah.
BIRRUL WALIDAIN (Berbakti Kepada Kedua Orang Tua)
Berbakti pada kedua orang tua adalah sebuah kewajiban yang sangat luhur dan mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala seringkali menyandingkan perintah berbakti pada orang tua dengan perintah mengesakan-Nya. Ini menunjukkan agungnya hak kedua ibu bapak. Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu pernah bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:
اَيُّ اْلأَعْماَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ؟ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
Birrul walidain kita buktikan dengan berusaha membalas jasa kedua orang tua kita meskipun tiada sebanding dengan jerih payah yang telah mereka berikan dalam mengasuh kita.“Amalan apa yang paling utama?” Beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Mengerjakan shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apalagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Lalu aku bertanya lagi, “Kemudian apalagi?” Beliau menjawab, “Jihad fi sabilillah.”[1]
Dan berbakti kepada orang tua merupakan jalan menuju surga.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
Abu Darda’ t berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:“Sungguh merugi, sungguh merugi dan sungguh merugi orang yang masih memiliki kedua orang tua yang sudah renta atau salah seorang dari keduanya kemudian hal itu tidak dapat memasukkan ia ke dalam surga.”[2]
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
Salah satu bukti kebaktian kita pada kedua orang tua adalah dengan mendoakan dan memohon ampunan bagi keduanya.“Orang tua adalah bagian tengah pintu Jannah. Jika engkau mau silakan menyia-nyiakannya, jika tidak maka jagalah pintu itu.”[3]
Sesungguhnya kedua orang tua kita sangat mengharapkan doa dan istighfar kita untuk mereka. Terlebih lagi bila keduanya sudah tiada. Doa seorang anak kepada orang tuanya merupakan bukti bahwa ia menyayangi kedua orang tuanya, mensyukuri kebaikan keduanya, atas segala jerih payah keduanya dalam mengasuh kita dengan tekun dan sabar, menghidupi kita sehingga tumbuh menjadi manusia yang dewasa. Semua itu harus kita syukuri dan berusaha untuk membalasnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqmaan: 14).Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ لاَ يَشْكُرُ اللهَ
“Barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia berarti ia juga tidak bersyukur kepada Allah.”[4]
Ingatlah, betapa besar jasa kedua orang tua dalam mengasuh kita. Khususnya, ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita dengan susah payah, mengasuh dan membesarkan kita tanpa rasa bosan dan jenuh. Ayah yang telah banting tulang mencari nafkah, tak kenal lelah siang dan malam. Keduanya dengan sabar mengurus segala kebutuhan kita. Maka dari itu, Rasulullah e menjadikan ridha keduanya sebagai tanda keridhaan Allah atas seorang hamba.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:رِضَى اللهِ فِي رِضَاءِ الوَالِدِ وَ سَخَطُ اللهِ فِي سَخَطِ الوَالِدِ
“Ridha Allah pada ridha orang tua dan kemarahan Allah pada kemarahan orang tua.”Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan hal itu kepada kita dalam firman-Nya:
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS. Luqmaan: 14).
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang kebaktian Nabi Isa ‘Alaihis Salam kepada ibunya:“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaaf: 15).
“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam: 32).
Oleh karena itu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menempatkan durhaka pada orang tua termasuk salah satu dosa besar sesudah syirik. Diriwayatkan dari Abu Bakrah Nufai’ bin Al-Harits Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلاَثًا؟ قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: اْلإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ. وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ: أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّور
“Maukah kalian aku tunjukkan tiga dosa yang terbesar?” Kami berkata: “Tentu saja ya Rasulullah.” Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, durhaka terhadap kedua orang tua.” Saat itu beliau bersandar lalu beliau duduk dan berkata: “Ketahuilah dosa perkataan palsu dan persaksian palsu.”[5]
Langganan:
Postingan (Atom)