Rabu, 01 Desember 2010
PATOFISIOLOGI SIANOSIS & HIPOKSIA
PATOFISIOLOGI SIANOSIS
& HIPOKSIA
Prof. dr. Hadiarto Mangunnegoro, Sp.P(K)
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi FKUI - RSUP Persahabatan
Jakarta
SIANOSIS
Kulit, selaput lendir biru
HbO2
= oksiHb
Hb = DeoksiHb = Hb Red
Normal Hb Red 2,5 gr%
Hb Red 2 x N Sianosis
SIANOSIS SIANOSIS
Warna kebiruan kulit mukosa
Kadar Hb red
Plexus vena
Hb Red > 5 gr/dl darah kapiler
∑ Hb Red : tergantung
~ Konsentrasi Hb ~ Saturasi O2
~ PaO2,
PvO2 ~
Curah jantung
OBSERVASI : ~ kulit
~ mulut
~ mukosa
JENIS SIANOSIS
Sianosis sentral
SaO2 - high altitude
- gangguan paru = PPOK
- pintas intrakardial
Sianosis perifer
SaO2 N Gangguan peredaran darah
Syok
Sianosis gabungan sentral dan perifer
Infark miokard + edema paru
KLASIFIKASI
v Sianosis perifer
v Sianosis sentral
v Gabungan
SIANOSIS SENTRAL SIANOSIS SENTRAL
Darah tidak tersaturasi oksigen
Derivat Hb yang abnormal seperti
MetHb
Hb yang mempunyai afiniti rendah
terhadap oksigen, misal Hb Kansas
SIANOSIS PERIFER
Disebabkan
Vasokonstriksi pembuluh darah
Obstruksi arteri atau vena
Kelainan bersifat lokal pada daerah
obstruksi
Penyakit Sianosis
Sentral Perifer
Penyakit vaskuler paru
Sering : - emboli paru akut +
Jarang : - penyakit “cycle cell” +
- hipertensi pulmoner +
Penyakit Sianosis
Sentral Perifer
Penyakit paru kronik
Sering : - bronkitis kronik, asma +
Jarang : - bronkiektasis +
- kistik fibrosis +
- obstr. Jalan napas atas +
Penyakit Sianosis
Sentral Perifer
Penyakit paru restriktif
Sering : - fibrosis interstisial +
- edema paru + +
- kelainan dind. toraks +
- peny. paru akibat kerja +
Jarang : - hemosiderosis idiopatik +
Penyakit Sianosis
Sentral Perifer
Tumor paru, pleura & mediastinum
Sering : - tumor paru +
Penyakit infeksi paru
Sering : - bakteri mikoplasma +
dan riketsia pneumonia +
Jarang : - aspirasi paru +
- sindrom hipoventilasi +
‘sleep apnea synd’
HIPOKSIA
• Oksigen jaringan
HIPOKSIA
• Kadar O2 darah PaO2
Hb O2
Penyebab - hipoventilasi
- gangguan difusi
- pintas arterio-vena (A-VShunt)
Normal
PaO2 : 85 - 100 mmHg
Sa O2 : 97%
Hipoventilasi = hipopnea + bradipnea
HIPOKSEMIA TANPA
SIANOSIS
Keracunan CO
Anemia berat
Keracunan sianida
PETUNJUK HIPOKSIA
Laboratorium:
~ PaO2 < 70 mmHg
~ SaO2 < 90%
~ pH darah < 7.35
~ Bila hiperventilasi PaCO2 < 76 mmHg atau
~ Bila hipoventilasi PaCO2 > 44 mmHg
PETUNJUK HIPOKSIA
Sistem saraf sentral :
~ gangguan mental
~ gelisah, mudah tersinggung
~ wajah : gelisah, berkeringat
~ apatis --- koma bila berlanjut
PETUNJUK HIPOKSIA
u Sistem kardiovaskuler :
~ Takikardi
~ Bradikardia (bila otot jantung tidak
mendapat O2
secara memadai dan berlanjut)
~ Aritmia
~ Mula-mula hipertensi berlanjut hipotensi
u Sistem pernapasan : ~ hiperventilasi
~ dispnea
u Kulit : sianosis
JENIS HIPOKSIA
Hipoksia hipoksik
PaO2 SaO2
Gangguan paru dan jantung :
~ hipoventilasi alveolar
~ Gangguan ventilasi - perfusi
~ Gangguan difusi
High altitude
JENIS HIPOKSIA
Hipoksia anemis
PaO2
N
Hb
SaO2 N
Hipoksia sirkulasi
PaO2
SaO2
Hipoksia histotoksik
- racun, HCN, CO
N aliran darah : Syok
Gagal jantung
HM
Skor Apgar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.[1][2] Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.
Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.
Kriteria
Lima kriteria Skor Apgar:
Nilai 0 | Nilai 1 | Nilai 2 | Akronim | |
Warna kulit | seluruhnya biru | warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis) | warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis | Appearance |
tidak ada | <100 kali/menit | >100 kali/menit | Pulse | |
Respons refleks | tidak ada respons terhadap stimulasi | meringis/menangis lemah ketika distimulasi | meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas | Grimace |
lemah/tidak ada | sedikit gerakan | bergerak aktif | Activity | |
Pernapasan | tidak ada | lemah atau tidak teratur | menangis kuat, pernapasan baik dan teratur | Respiration |
Interpretasi skor
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah skor | Interpretasi | Catatan[3] |
7-10 | Bayi normal | |
4-6 | Agak rendah | Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas. |
0-3 | Sangat rendah | Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif |
Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut[4] tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
Akronim
Sekitar sepuluh tahun setelah diperkenalkan oleh Dr. Virgina Apgar, akronim APGAR dibuat di Amerika Serikat sebagai alat bantu menghafal: Appearance, Pulse, Grimace, Activity, dan Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan). Alat bantu hafal ini diperkenalkan pada tahun 1963 oleh dokter anak Dr. Joseph Butterfield. Akronim yang sama juga digunakan di Jerman, Spanyol, dan Perancis.
Kata Apgar juga dibuatkan kepanjangan American Pediatric Gross Assessment Record.
Tes ini juga telah direformulasikan dengan singkatan yang berbeda How Ready Is This Child, dengan kriteria yang pada dasarnya sama: Heart rate, Respirotary effort, Irritability, Tone, dan Color (denyut nadi, pernapasan, reaksi refleks, sikap, dan warna).
APGAR Score
A) Definisi
Apgar score : tes segera/awal yg dilakukan pada 1 menit dan 5 pertama setelah kelahiran. 1 menit menilai seberapa bagus bayi menghadapi kelahiran. 5 menit melihat adaptadi kbayi dengan leingkungan baru. Ratingnya berdasarkan total score 1 sampai 10, 10 berarti bayi paling sehat.
Apgar score : tes segera/awal yg dilakukan pada 1 menit dan 5 pertama setelah kelahiran. 1 menit menilai seberapa bagus bayi menghadapi kelahiran. 5 menit melihat adaptadi kbayi dengan leingkungan baru. Ratingnya berdasarkan total score 1 sampai 10, 10 berarti bayi paling sehat.
Score | 0 | 1 | 2 | Angka |
Appearence color (warna kulit) | Pucat | bdn merah, extrem biru | seluruh tubuh kemerahan | |
Pulse(heart rate) | tdk ada | <> | > 100 | |
Grimace (reaksi terhadap rangsang) | tdk ada | sdikit grakan mimik | menangis, batuk/bersin | |
Activity(tonus otot) | lumpuh | extremitas dalam fleksi sedikit | gerakan aktif | |
Respiration(usaha nafas) | tidak ada | lemah, tidak teratur | menangis kuat | |
Jumlah |
a) Appearance Color
Skin color:
0 : If the skin color is pale blue
1 : If the body is pink and the extremities are blue
2 : If the entire body is pink
b) Pulse
Heart rate is evaluated by stethoscope.
0 : If there is no heartbeat
1 : If heart rate is less than 100 beats per minute
2 : If heart rate is greater than 100 beats per minute
c) Grimace
Grimace response or reflex irritability is a term describing response to stimulation such as a mild pinch:
0 : If there is no reaction to stimulation
1 : If there is grimacing/feeble cry when stimulated
2 : If there is grimacing and a cough, sneeze, or vigorous cry when stimulated
d) Activity
Muscle tone:
0 : If muscles are loose and floppy
1 : If there is some muscle tone
2 : If there is active motion
e) Respiration
Breathing effort :
0 : If the infant is not breathing
1 : If the respirations are slow or irregular
2 : If the infant cries well
Klasifikasi klinik
• 7-10 : normal
• 4-6 : asfiksia ringan-sedang
• 0-3 : asfiksi berat
B)Jenis
A. 1 menit menilai seberapa bagus bayi menghadapi kelahiran.
B. 5 menit melihat adaptasi bayi dengan lingkungan baru. Ratingnya berdasarkan total score 1 sampai 10, 10 berarti bayi paling sehat.
PROSEDUR PENATALAKSANAAN ASFIKSIA NEONATORUM
1. Definisi
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan adekuat
PATOFISIOLOGI :
Dapat disebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan gangguan pertukaran O2 dan CO2, sehingga berakibat :
- O2 tidak cukup dalam darah yang disebut hipoksia
- CO2 tertimbun dalam darah yang disebut hipercapnea.
Sebagai akibatnya dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolisme anaerob, juga dapat mengalami hipoglikemia.
GEJALA KLINIK :
- Pernapasan terganggu
- Detik jantung menurun
- Refleks/ respons bayi melemah
- Tonus otot menurun
- Warna kulit biru atau pucat.
DIAGNOSA :
Dengan menilai Apgar Score pada menit ke I
Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia Berat
Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia Sedang
Hasil Apgar Score : 7 – 10: Normal.
1. Definisi
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan adekuat
PATOFISIOLOGI :
Dapat disebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan gangguan pertukaran O2 dan CO2, sehingga berakibat :
- O2 tidak cukup dalam darah yang disebut hipoksia
- CO2 tertimbun dalam darah yang disebut hipercapnea.
Sebagai akibatnya dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolisme anaerob, juga dapat mengalami hipoglikemia.
GEJALA KLINIK :
- Pernapasan terganggu
- Detik jantung menurun
- Refleks/ respons bayi melemah
- Tonus otot menurun
- Warna kulit biru atau pucat.
DIAGNOSA :
Dengan menilai Apgar Score pada menit ke I
Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia Berat
Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia Sedang
Hasil Apgar Score : 7 – 10: Normal.
Klinis | 0 | 1 | 2 |
Detik jantung | Tidak ada | Kurang dari 100/menit | lebih dari 100/menit |
Pernapasan | Tidak ada | Tidak teratur | Tangis kuat |
Refl waktu jalan napas dibersihkan | Tidak ada | Menyeringai | Batuk/bersin |
Tonus otot | Lunglai | Fleksi ekstermitas (lemah) | Fleksi kuat Gerak aktif |
Warna kulit | Biru pucat | Tubuh merah Ekstermitas biru | Merah seluruh Tubuh |
DIAGNOSA BANDING :
Tidak ada
Pemantauan :
Bila Apgar Score 5 menit masih kurang dari 7, penilaian dilanjutkan setiap 5 menit, sampai score mencapai 7.
2. Prosedur
PENATALAKSANAAN :
- Persiapan sebelum bayi lahir ( bayi dengan resiko tinggi terjadinya asfiksia ) :
- Siapkan obat
- Periksa alat yang akan digunakan, antara lain :
• Alat penghisap lendir ( jangan elektrik ), sungkup
• Tabung O2 terisi
• Handuk, gunting tali pusat, penjepit tali pusat, Natrium bicarbonat.
- Pada waktu bayi lahir :
Sejak muka bayi terlihat, bersihkan muka, kemudian hidung dan mulut, hisap lendir secara hati-hati.
Penatalaksanaan untuk Asfiksia :
Posisi bayi trendelenburg dengan kepala miring.
Bila sudah bernapas spontan letakkan dengan posisi horizontal.
- Apgar Score I 7 – 10 :
a. Bersihkan jalan napas dengan kateter dari lubang hidung, sambil melihat adanya atresia choane, kemudian bersihkan jalan napas dengan kateter melalui mulut sampai nasopharynx. Kecuali pada bayi asfiksia yang air ketubannya mengandung meconeum.
b. Bayi dibersihkan ( boleh dimandikan ) kemudian dikeringkan, termasuk rambut kepala.
c. Observasi tanda vital sampai stabil, biasanya sekitar 2 – 4 jam.
- Apgar Score I 4 – 6 :
i. Seperti a , jangan dimandikan, cukup dikeringkan termasuk rambut kepala.
ii. Beri rangsangan taktil dengan tepukan pada telapak kaki,
maksimum 15 – 30 detik.
iii. Bila belum berhasil, beri O2 dengan atau tanpa corong
( lebih baik yang dihangatkan )
- Apgar Score I 4 – 6 dengan detik jantung > 100
i. Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung.
- Apgar Score I 0 – 3 :
i. Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan
hipotermia dengan segala akibatnya.
ii. Jangan diberi rangsangan taktil.
iii.Jangan diberi obat perangsang napas.
iv. Segera lakukan resusitasi.
RESUSITASI
Apgar Score 0 – 3 :
- Jangan diberi rangsangan taktil
- Lakukan segera intubasi dan lakukan ventilasi
- Mouth to tube atau pulmonator to tube
- Bila intubasi tidak dapat, lakukan mouth to mouth
respiration atau mask and pulmonator respiration,
kemudian bawa ke ICU.
Ventilasi Biokemial :
- Lakukan pemeriksaan blood gas, kalau perlu dikoreksi dengan Natrium bicarbonat. Bila fasilitas blood gas tidak ada, berikan Natrium bicarbonat pada asfiksia berat dengan dosis 2 – 4 mEq/ kg BB, maksimum 8 mEq/ kg BB/ 24 jam.
- Ventilasi tetap dilakukan.
- Pada detik jantung
Langganan:
Postingan (Atom)